“orang tua tau yang terbaik untuk anaknya”. Aku rasa kalimat itu tidak selalu benar. Ada kok, orang tua maksa benget buat anaknya jadi ini, anaknya dipaksa nikah dengan orang yang dipilihkan, dan lain-lain lah. Tapi, pada akhirnya anaknya bisa aja gak maksimal dalam pekerjaannya, gak bahagia dalam pernikahannya atau yang lainnya. Walau tidak sedikit juga pilihan orang tua itu memang tepat buat anaknya.
Tapi, yang
aku rasakan saat itu, AKU YAKIN INI BUKAN YANG TERBAIK. Ya, jelas aku tidak
suka, tidak mau, tidak punya mental juga, tidak punya ilmu jualan juga lah. Sedangkan
aku dulu disekolahkan di Pesantren yang gak ada belajar jualannya.
Aku pun
memutuskan untuk menjalankan bisnis MLM itu (yang pernah aku ceritain di cerita
sebelumnya). Walau kalau dipikir-pikir aku juga tidak punya skill untuk
menjalin relasi untuk merekrut orang mau join di bisnis ini. tapi, motivasi
yang kuat dari upline ku cukup kuat menarikku untuk yakin menjalani kerjaan
itu. Dan kebetulan juga upline-nya kakak seniorku sewaktu di pesantren. Jadi,
ya keyakinannya bertambah karena ada orang yang aku kenal dan percaya dia tidak
akan menyesatkanku.
Di bisnis
MLM ini setiap minggunya mengadakan seminar gitu. Di seminar itu gak hanya
sekedar cakap-cakap doang. Menariknya, setiap kali seminar selalu ada pembicara
( guest speaker) yang luar biasa pencapaiannya dalam bisnis ini. yang sudah
dapat hadiah jalan-jalan dalam dan luar negeri, sudah diumrahkan juga dari
bisnis ini bahkan ada yang sudah sampai mengumrahkan kedua orang tuanya. Gimana
kita gak tergiur coba? Apalagi kalo udah sampai bawa-bawa pembicaraan ke arah
membahagiakan orang tua, pasti serrr banget. Bahkan bisa dibuat menangis
tersedu-sedu kita sama pembicaranya kalo udah bahas ini mah. Memang ya, kalo
udah bawak orang tua katanya, serasa ada yang ngolesi balsem di mata.
Aku jalani
bisnis MLM ini juga tidak diam-diam kok. Aku transparan aja ke orang tuaku.
Coba ngeyakinin mereka juga kalau aku janji akan bahagiakan mereka dari kerjaan
ini. tapi, taukah kalian guys, orang tuaku bilang apa?!
“MLM itu gak
betul. Gak akan bisa kau jalani bisnis itu. Itu harus kerja keras cari orang
yang akan jadi dowline kita. Udah, jualan pecal aja yang betol.” Gitu
katanya...
Tertampar
dong pastinya kan... orang tua kita sendiri aja pun gak percaya dan gak support
jalan kita. Tapi, apakah aku nyerah? Tidak semudah itu ferguso! Aku malah
semakin tertantang untuk memberikan pembuktian kepada mereka bahwa aku bisa dan
akan membahagiakan mereka. Aku melihat orang bisa, kenapa aku tidak bisa?!
Aku tidak begitu ingat berapa lama aku mencoba menjalankan bisnis MLM itu. Seingatku tidak lama. Hanya
berjalan 1 atau bulan saja. Kenapa? Aku selalu tidak di support dikeluargaku, juga,
ada satu tujuanku balik ke Medan:kuliah. Waktu akan masuk kuliah sudah sangat
dekat. Sedangkan orang tuaku sudah bilang dari awal bahwa mereka tidak bisa
membiayai kuliahku. Jika kau mau kuliah, maka kau harus cari biaya kuliahmu
sendiri. Entah itu uang kuliah, dan biaya hidupmu yang lain. Begitu katanya.
Sudah aku coba jalani MLM ini, tapi juga tidak membuahkan
hasil. Dimana, ya mungkin karena aku juga belum banyak relasi dan keahlian
komunikasi. Kan baru keluar dari pesantren juga. Masih malu malu karena belum
biasa dengan dunia luar. Entah juga, karena tidak direstui orang tua. Hmmm,
mungkin kali ya...
Stuck. Tidak punya pilihan lain selain apa yg diingini orang
tuaku. Ya, JUALAN PECEL KELILING.
Keren kak Sena perjalannya... aku masih ingat ketika kakak brbagu cerita begitu panjangnya masih di tour and travel sebelum jualan pecel hehe.....
BalasHapuskita begitu akrabnya meski belum pernah kenal sebelumnya. barangkali mungkin di karenakan kita punya bathin yang lahir dari pesantren yang sama.
salam dari Defri Ariandi
Kawan lama dari Karimun, Kepulauan Riau